Kemaren waktu pengangguran ingin diberi pekerjaan
Sekarang sudah diberi pekerjaan ingin cari
pekerjaan lagi
Kemaren suntuk hanya berkawan hape dikosan pingin
beli laptop
Sekarang sudah diberi laptop ingin diberi motor
Apalah aku ini
Kurang bersyukur sudah diberi tuhan, sudah
dikabulkan bahkan melebihi yang aku mau
Tapi masih minta lagi dan lebih lagi
Apalah aku ini
Sudah diberikan tempat yang baik kerjanya hanya
tidur-tiduran setiap hari
Cobalah lakukan hal yang bermanfaat, bergerak
sana-sini
Tapi masih buntu
Aku masih kalah sama rasa takutku
Apalah aku ini
Dikalahkan sama diri sendiri
Seharusnya aku bisa lebih baik
Melakukan yang aku bisa
Apalah aku ini,
Aku sudah buat pernyataan untuk selalu berbuat
yang terbaik
Tetapi masih saja aku lalai
Apalah aku ini,
Banyak pintanya
Banyak maunya
Waktu banyak tapi untuk dekat denganNya saja aku
masih pilih-pilih
Apalah aku ini
Katanya ingin berubah
Tapi shalat kadang masih buru-buru kadang lupa
sudah berapa rakaatnya kurang khusyuk
Padahal disetiap shlat itu ada doanya
Apalah aku ini
Kutipan
Entah mengapa, ada saat dimana aku merasa
hampa dan butuh diiingatkan oleh kepedihan.
Aku ingin menikmati air mata yang tumpah dan
berlinang menjadi sungai kesedihan.
Akupun merasa seimbang, sebab susah senang
silih berganti dalam kehidupan.
Sepatutnya aku menerima apa yang sudah aku
lakukan.
Lalu aku berpikir, jikalau sedih, duka
nestapa dan airmata tak pernah singgah dalam kehidupan.
Adakah aku belajar untuk terus bersyukur dan
bersahabat?
Dan apakah kening ini akan tetap menyentuh
sajadah,? Menangis sesegukan penuh keromantisan dihadapannYa dalam sujud yang
panjang…
Puisi
Adakah aku ketika kau ada di
fikiranku?
Adakah rindu yang aku pendam untuk
diam?
Adakah benci seperti menunggu yang
tak mungkin?
Adakah rasa ketika kau jumpa aku?
Adakah bahagia ketika bisa
berbicara denganku?
Adakah sepotong hati yang
melengkapi puzzle yang aku susun untukmu?
Adakah pagi yang kau lihat
senyumku?
Adakah penampilan terbaikku
berkesan denganmu?
Adakah aku ketika kelopak mata
menutupi duniamu?
Adakah jarak yang seperti spasi
menghiasi kata-kataku?
DIAM
11 March 2016
Malam
Aku bersalah terhadap waktu
Aku bersyukur masih diberi
kesempatan
Malam
Syukurku tak sebanding dengan
kataku
Masih saja minus
Malam
Maafkan aku hari ini
Meski pagi menawarkan cerita
baru
Aku suka kau
Malam
Denganmu aku mengenang
Seisi waktu yang aku miliki
hari ini
------- 11 March 2016
Aku hanya yang biasa dari sekian
banyak perempuan
Biasa saja, bedak seadanya kadang
butuh lipstick untuk senyumanku
Sebab gadis biasa dengan senyum hitam
lelaki tak tertarik
Senyum pink, aku suka warnanya
Dengan itu aku biasa kini dipanggil
sicantik
Aku hanya yang biasa
Pakaian ku sederhana, tak ada logo,
Nevada, QL apalah
Tak pernah pun aku kenal itu
Aku hanya yang biasa adanya
Walau kadang aku sembunyi dibalik
layarku
Aku perlahan muncul
Dan mereka menjauhiku
Aku yang biasa
Biasa bermalasan, biasa rajin, biasa
sedih, biasa senang
Aku yang biasa
Jika kau melihat aku yang tidak biasa,
itu bukan aku
Aku tak paham merek dijalanan
Aku menyukai yang murah. Nyaman dan
aman
Tak adapun yang menanyai merek padaku
Tapi rupanya itu kan menaikkan kelasku
Aku yang biasa
Adalah keinginan seperti mereka yang
istimewah
Tak boleh, aku harus bersyukur aku
yang biasa
Aku yang biasa diajarkan untuk terus
hemat
Hemat untuk apa?
Untuk diri aku juga
Aku jarang hemat
Sebab aku yang biasa
Hanya memikirkan hidup layak hari ini
Esok pasti rencana tuhan lebih biasa
dariku
Aku tak berencana
Ku serahkan padanya
Itulah aku menjadi biasa
Aku tau luka ditangan ayahku karena memegang
palu belum sebanding dengan luka dihatinya
Aku tau airmata yang keluar dimata ibu belum
sebanding dengan rasa sedih dihatinya
Untuk itu aku berjuang selalu
Untuk mengahupus airmata ibu, menymbuhkan
luka ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar