Jumat, 11 Maret 2016

Dengan Puisi Aku,,




Apalah aku ini…
Kemaren waktu pengangguran ingin diberi pekerjaan
Sekarang sudah diberi pekerjaan ingin cari pekerjaan lagi
Kemaren suntuk hanya berkawan hape dikosan pingin beli laptop
Sekarang sudah diberi laptop ingin diberi motor
Apalah aku ini
Kurang bersyukur sudah diberi tuhan, sudah dikabulkan bahkan melebihi yang aku mau
Tapi masih minta lagi dan lebih lagi
Apalah aku ini
Sudah diberikan tempat yang baik kerjanya hanya tidur-tiduran setiap hari
Cobalah lakukan hal yang bermanfaat, bergerak sana-sini
Tapi masih buntu
Aku masih kalah sama rasa takutku
Apalah aku ini
Dikalahkan sama diri sendiri
Seharusnya aku bisa lebih baik
Melakukan yang aku bisa
Apalah aku ini,
Aku sudah buat pernyataan untuk selalu berbuat yang terbaik
Tetapi masih saja aku lalai
Apalah aku ini,
Banyak pintanya
Banyak maunya
Waktu banyak tapi untuk dekat denganNya saja aku masih pilih-pilih
Apalah aku ini
Katanya ingin berubah
Tapi shalat kadang masih buru-buru kadang lupa sudah berapa rakaatnya kurang khusyuk
Padahal disetiap shlat itu ada doanya
Apalah aku ini
Masih sajaa masih…




Kutipan
Entah mengapa, ada saat dimana aku merasa hampa dan butuh diiingatkan oleh kepedihan.
Aku ingin menikmati air mata yang tumpah dan berlinang menjadi sungai kesedihan.
Akupun merasa seimbang, sebab susah senang silih berganti dalam kehidupan.
Sepatutnya aku menerima apa yang sudah aku lakukan.
Lalu aku berpikir, jikalau sedih, duka nestapa dan airmata tak pernah singgah dalam kehidupan.
Adakah aku belajar untuk terus bersyukur dan bersahabat?
Dan apakah kening ini akan tetap menyentuh sajadah,? Menangis sesegukan penuh keromantisan dihadapannYa dalam sujud yang panjang…



Puisi
Adakah aku ketika kau ada di fikiranku?
Adakah rindu yang aku pendam untuk diam?
Adakah benci seperti menunggu yang tak mungkin?
Adakah rasa ketika kau jumpa aku?
Adakah bahagia ketika bisa berbicara denganku?
Adakah sepotong hati yang melengkapi puzzle yang aku susun untukmu?
Adakah pagi yang kau lihat senyumku?
Adakah penampilan terbaikku berkesan denganmu?
Adakah aku ketika kelopak mata menutupi duniamu?
Adakah jarak yang seperti spasi menghiasi kata-kataku?
***


DIAM
11 March 2016

Malam
Aku bersalah terhadap waktu
Aku bersyukur masih diberi kesempatan
Malam
Syukurku tak sebanding dengan kataku
Masih saja minus
Malam
Maafkan aku hari ini
Meski pagi menawarkan cerita baru
Aku suka kau
Malam
Denganmu aku mengenang
Seisi waktu yang aku miliki hari ini

------- 11 March 2016


Aku hanya yang biasa dari sekian banyak perempuan
Biasa saja, bedak seadanya kadang butuh lipstick untuk senyumanku
Sebab gadis biasa dengan senyum hitam lelaki tak tertarik
Senyum pink, aku suka warnanya
Dengan itu aku biasa kini dipanggil sicantik
Aku hanya yang biasa
Pakaian ku sederhana, tak ada logo, Nevada, QL  apalah
Tak pernah pun aku kenal itu
Aku hanya yang biasa adanya
Walau kadang aku sembunyi dibalik layarku
Aku perlahan muncul
Dan mereka menjauhiku
Aku yang biasa
Biasa bermalasan, biasa rajin, biasa sedih, biasa senang
Aku yang biasa
Jika kau melihat aku yang tidak biasa, itu bukan aku
Aku tak paham merek dijalanan
Aku menyukai yang murah. Nyaman dan aman
Tak adapun yang menanyai merek padaku
Tapi rupanya itu kan menaikkan kelasku
Aku yang biasa
Adalah keinginan seperti mereka yang istimewah
Tak boleh, aku harus bersyukur aku yang biasa
Aku yang biasa diajarkan untuk terus hemat
Hemat untuk apa?
Untuk diri aku juga
Aku jarang hemat
Sebab aku yang biasa
Hanya memikirkan hidup layak hari ini
Esok pasti rencana tuhan lebih biasa dariku
Aku tak berencana
Ku serahkan padanya
Itulah aku menjadi biasa





Aku tau luka ditangan ayahku karena memegang palu belum sebanding dengan luka dihatinya
Aku tau airmata yang keluar dimata ibu belum sebanding dengan rasa sedih dihatinya
Untuk itu aku berjuang selalu
Untuk mengahupus airmata ibu, menymbuhkan luka ayah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar